JAKARTA, Detiksriwijaya – Tiasman Girsang (55) pejalan kaki asal Kecamatan Kikim Barat, Kabupaten Lahat menunaikan nazarnya menempuh ratusan kilo meter menuju Istana Negara Jakarta dalam misi membayar nazar untuk bertemu Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo (Jokowi, red) terkendala aturan.
Paguyuban Anak Rantau Palembang (ARP, red) yang mengawal serta memantau kedatangan Tiasman girsang saat pertama kali menginjakkan kakinya di Pulau Jawa, juga telah menempuh berbagai cara serta mengikuti prosedur yang ditentukan agar bisa bertemu dengan Jokowi.
Sifat dari Tiasman yang tidak mau merepotkan orang lain juga menjadi persoalan tersendiri bagi anggota ARP. Seperti halnya tadi malam Sabtu, (15/09) Tiasman memutuskan untuk bermalam di Masjid Istiqlal Jakarta. Dihubungi di nomor telponnya, Tiasman Girsang berharap agar niatannya untuk bertemu Jokowi bisa tercapai, namun untuk bertemu seorang Kepala Negara bukanlah pekara yang mudah seperti membalikkan telapak tangan.
“Saya sekarang berada di Istana Negara, namun saya kebingungan belum juga ada kepastian harus menunggu, sudah masuk lima hari saya menunggu yang dijadwalkan 10 hari baru bisa bertemu Presiden,” ujar Tiasman Girsang. Minggu (16/09).
Berangkat dengan bermodal pas pasan, semakin membuat Tiasman kesulitan untuk bertahan di ibu kota negara. Situasi ini diperparah lagi dengan uang saku yang semakin menipis. “Saya mengerti keinginanan anak paguyuban rantau palembang, tapi saya gak enak karena merepotkan mereka, jadi maksudku tolong pandu aku, cam mana supaya misiku ini gak merepotkan warga disini,” terang Tiasman.
Kalau untuk tinggal di rumah pribadi Tiasman sebenarnya ada anaknya yang menetap di Jakarta dan sudah memiliki rumah sendiri, namun dirinya menegaskan bahwa dirinya warga Negara Indonesia serta dari awal keberangkatan resmi diketahui pemerintah di Kabupaten, Kota maupun Provinsi yang dilaluinya dalam berjalan kaki.
Jadi, lelaki berdarah Medan ini berharap pemerintah bisa sedikit membantunya untuk berteduh dari panas maupun hujan saat berada di Ibu Kota Negara. “Kalau untuk pribadi saya menginap anak saya ada di sini, tapi saya dari awal berangkat resmi diketahui pemerintah, tolong bantu saya arahkan saya kemana selagi saya disini. Gimana pemerintah ini memperlakukan warganya, bantu saya misi saya ini jelas bukan ada embel embel lain,” sampainya.
Sementara, Agus penasehat paguyuban ARP dibincangi dirinya bersama anggota ARP memantau terus Tiasman dalam menjalankan nazarnya. Namun yang menjadi kegundahan anak anak ARP adalah Tiasman Girsang tidak mau lagi tinggal di paguyuban ARP dengan alasan tidak ingin merepotkan. “Kami juga bingung, beliau selalu merasa gak enakan, sebagai contoh beliau lebih memilih tidur di Masjid Istiqlal,” imbuh Agus.
Dijelaskan Agus, namun untuk memastikan kesehatan Tiasman anggota ARP bergantian mendampinginya. “Kami anak anak Paguyuban Anak Rantau Palembang bakal terus mengawal beliau. Mudah mudahan apa yang beliau niatkan segera tercapai, kasian juga anak istri beliau yang menunggu,” tandasnya.