LAHAT, Detiksriwijaya – Pasca bencana banjir Jumat (26/4) lalu, puluhan hektar sawah milik warga, di sembilan desa Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, terancam tak didapat digarap.
Warga yang mayoritas bertani di seputaran lokasi bencana tersebut terjadi, harus merelakan bila terancam sumber penghidupannya selama ini bakal terhenti.
Kini, mparan sawah itu sudah tertutup material banjir, berupa batu, pasir dan sampah sisa sisa banjir.
Camat Tanjung Sakti Pumi, Awang Firmansyah dibincangi awak media, menyatakan akibat bencana alam luapan Sungai Manna dan Beringin, ditaksir kerugian warga mencapai ratusan juta rupiah.
“Memang tidak ada korban jiwa, tapi puluhan hektar sawah tertimbun, kemungkinan tahun ini tidak bisa digarap. Dan bencana ini sampai ada rumah warga terendam tepatnya di Desa Negeri Kaye,” katanya, Jumat (10/5).
Sembilan desa yang wilayahnya diterjang banjir, Desa Sindang Panjang, Benteng, Ulak Lebar, Lubuk Tabun, Gunung Kerte, Negeri Kaye, Penandingan, Tanjung Sakti, dan Tanjung Bulan. “Teknisnya di Dinas Pertanian, laporan sudah kita sampaikan ke bupati. Karena banyak yang gagal panen, dan tidak bisa digarap lagi, semoga masalah ini segera teratasi,” Harapnya.
Disisi lain, ruas jalan Tanjung Sakti – Manna Bengkulu rawan longsor. Dalam bencana akhir April lalu, akses Sumsel-Bengkulu itu lima hari lumpuh total. Sedangkan Dusun Pulau Timun, Desa Tanjung Sakti, terisolir selama dua hari. “Bagi pemudik kami imbau hati-hati. Kalau bisa konvoi, apalagi daerah sana susah jaringan saat listrik mati, jaringn komunikasi putus total,” imbaunya. (Jupri).