Idealis, LAHAT – Miris bin tragis. Masalah batubara di bumi Seganti Setungguan Lahat masih tak kunjung usai. Permasalahan seperti debu di jalan raya masih menjadi isu hangat, hingga terparah di kesehariannya, adalah kemacetan yang tak kunjung dapat terselesaikan alias tuntas, seolah hal yang rutin dan nampak biasa terjadi di lapangan.
Informasi terangkum, kemacetan terjadi kemarin malam, hingga pukul 07.30 wib hari ini (07.11.2024) bahkan kondisinya dapat dikatakan TERPARAH. Karena, panjangnya antrian kemacetan sendiri terjadi hingga ratusan kilometer, terpantau sejak dari Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat, hinnga ke Desa Banjarsari, Kecamatan Merapi Timur, atau setidaknya melewati 5 desa.
“Biasolah pak, ado angkutan batubara rusak, sehinggo jadi macet. La dari semalam ini kejadiannyo, tapi lambat penanggulangannyo,” ujar Agung, salah satu warga Merapi, dibincangi dilapangan, kemarin.
Ditambahkan warga lainnya, yang minta namanya disamarkan, masalah di wilayah Merapi area ini takkan selesai, jika memang tidak ada campur tangan pemerintah, baik kabupaten hingga ke pemerintah provinsi. Intinya, warga Merapi sendiri sebenarnya sangat prihatin dengan situasi yang ada.
“Makmano nak selesai pak, kalo pemerintah kayak diem dan bahkan jadi pelaku usaha batubara. Yang kasian tuh, yo kami inilah warga merapi,” bebernya.
Joko Bagus, salah satu warga Lahat yang sempat dibincangi, menerangkan ia bersama rombongan terjebak macet sudah sangat lama.
“Dari Kabupaten Muara Enim kami menuju ke Lahat, biasanya paling sangat lama 1 jam bisa kita tempuh, karena macet ini sampe 8 jam kmai terjebak,”keluh Joko merupakan Sekjen Pujakesuma Sumatera Selatan.
Sampai berita ini diturunkan, sekitar pukul 08.00 wib baru nampak regu dari Satlantas Polres Lahat datang dan tiba lokasi, untuk berusaha mengurai kemacetan. Sementara pihak terkait, sampai berita ini diturunkan, belum dapat dikonfirmasi lebih lanjut.
Penulis : Darmawan
Editor : Idealis.co.id
Sumber Berita : PT. Media Karya Sriwijaya