Reporter : Amin
LAHAT, Detiksriwijaya – Proyek pembangunan dan rehab drainase perumahan di Sepanjang aliran sungai Ayek Apul, tepatnya di Kelurahan Talang Jawa Selatan (TJS) Kecamatan Lahat di soal warga. Pasalnya, proyek milik Pemprov Sumsel dari aspirasi anggota DPRD Sumsel, Dapil Lahat, Pagar Alam dan Empat Lawang yang menelan dana Rp1.845.770.000 tersebut tidak sesuai dengan draf pembangunan yang ada. Bagi warga yang protes, selain akan merugikan negara pembangunan tersebut tidak bermnfaat bahkan bisa mengancam warga karena terjadi penyempitan drainase. Puluhan Ketua RT dan RW yang berada di wilayah Kelurahan TJS bertanda tangan menolak pembangunan tersebut.
Hal tersebut seperti diungkapkan Amir Hamzah, warga Talang Jawa Selatan, Lahat. Dikatakanya, awalnya warga sangat senang dengan adanya rencana pembangunan tersebut. Namun setelah pembangunan dilaksanakan tidak sesuai dengan harapan masyakat terlebih tidak sesuai dengan gambar pembangunan yang direncanakan. Diterangkan Amir, bangunan sepanjang 1400 meter tersebut dinding plat beton yang diketahui warga 175 cm di lapangan hanya berkedalaman 100 cm. Begitu juga besi yang dipasang seharusnya 2 x 12 cm faktanya hanya 1 x 12 cm. Pengerukan drainase seharusnya dilakukan 80 cm baru digali 75 cm tuk tanam plat beton.
“Bukan rahasia lagi kalau wilayah kami ini rawan dan langganan banjir. Drainase itu dibangun supaya banjir bisa diminimalisir. Tapi dengan bangunan yang ada banjir akan semakin parah. Kami hanya minta pemborong kerjakan proyek ini sesuai perencanaan, “tegasnya, Amir Hamzah, saat bersama warga lain di lokasi proyek, Rabu (29/8).
Senada Ketua RW 03, Kelurahan TJS Lahat, Husaini, SE menegaskan sudah sejak awal pembangunan warga menyoal pembangunan tersebut. Bahkan puluhan ketua RT/RW di TJS menolak. Pasalnya, pembangunan yang dilakukan tersebut tidak menjadi solusi bagi warga khususnya dalam mengatasi banjir. Bahkan, terjadi penyempitan drainase. “Bisa lihat sendiri terjadi penyempitan. Belum lagi bangunanya terkesan asal. Kami warga sini senang ada bangunan ini. Kami tidak berharap apa apa, karena selama ini kmi selalu terendam banjir saat musim hujan karena drainase tak mampu menampung air yang ada. Kami cuman minta oemborong megerjakan sesuai perencanaan, “tagasnya.
Warga sendiri, siap menggelar aksi demo dan menyetop pembangunan tersebut. Namun, itu tidak dilakukan dan kami lebih memilih melewati presedur dengan mengirim surat ke Pemda Lahat agar pembangunan tersebut bisa diluruskan sesuai perencanaan. “Kita juga sudah berusaha minta bertemu pemborongnya tapi tak bisa. Untuk itu pemkab Lahat harus turun jangan sampai warga dirugikan dengan proyek ini, “pintanya.
Sementara, tokoh Pemuda Lahat, Pirdaus memahami keberatan warga terhadap pembangunan tersebut. Pirdaus yang turut mendampingi warga meminta, kedua pihak bisa bertemu dan mengkaji persolan yang ada sehingga tidak saling tuding. Apalagi, tujuan pembangunan tersebut sangat baik bagi warga dan diharapkan bermanfaat. “Saya kira harus ada duduk bersama warga dan pemborongnya agar masalahnya jelas dan transparan. Pemborong harus jelaskan seperti apa pembangunan yang direncanakan. Apalagi warga cuman minta pembangunan berjalan semestinya, “imbanya.
Sementara, Irwan pengawas proyek yang dikerjakan CV. Purnama tersebut mengaku pembangunan yang pihaknya lakukan sudah sesuai dengan spec atau perencanaan yang ada. Bahkan, pihaknya memberikan bonus dua bangunan jembatan untuk warga sekitar dan itu diluar rencana pembangunan yang ada. “Apa yang kita lakukan sudah sesuai gambar. Dan tak semua warga yang protes pak,”ujarnya.