LAHAT, Detiksriwijaya – Underpass yang berada di Bumi Seganti Setungguan Lahat, tepatnya di Desa Manggul, Kecamatan Lahat dijadikan kolam pancing warga setempat.
Bangunan jalan yang dulunya diharapkan menjadi salah satu jalan terbaik yang dimiliki Kabupaten dengan Ikon Bukit Jempol ini, Kini berubah fungsi selain menjadi kolam mancing, di tempat ini pula dijadikan kolam renang, tempat cuci motor gratis bahkan dijadikan sebagian Anak Baru Gede (ABG, red) untuk nongkrong.
Pantauan Detiksriwijaya.com, pagi ini Senin (18/03/2019) Anton (12) bersama Helen (9) dua bersaudara warga Desa Manggul nampak asyik memegang joran pancingnya, sesekali Anton nampak sumringah karena umpan pancingnya di makan ikan.
Saat ditanya perihal dari mana datangnya ikan yang berada di Underpass ini, Anton menceritakan bahwa ikan memang ada yang melepas untuk perlombaan menangkap ikan. Namun lanjut Anton, waktu itu air masih belum setinggi sekarang.
“Kalu uji wong Manggul, Wari yang nguculkah ikan di sini. Amun dak salah tahun 2018 lalu,” ungkap Anton.
Saat ditanya siapa Wari dimaksud, Anton menjelaskan bahwa nama yang dikatakannya adalah Aswari Riva’i S.E Bupati Lahat yang menjabat selama dua periode pada tahun 2008-2013 serta 2013-2018.
“Bupati Lahat kak, cuma itu uji jeme manggul aku dide nginak pas die melepaskanye,” Ujar Anton.
Terpisah Taufikorrahman, S.Sos., MM dibincangi di tempat sangat menyayangkan bangunan yang telah menelan dana miliaran rupiah ini nampak tak berguna.
“Dahulu, jalan ini bisa dilewati mobil dan kendaraan bermotor, namun ketika rencananya akan di jadikan jalan lintas sumatera, Dibuatlah project jalan underpass. Namun sayang sekali bangunan ini hanya menjadi kolam ikan, nah di sini seharusnya semua pihak cepat tanggap dan bergerak,” Ujar Mantan ketua Mahasiswa Sumsel Jakarta (IKMS).
Lebih lanjut, dikatakan Taufikorrahman yang kini menjabat Sekjend Solidaritas Nasional Anti Korupsi dan Anti Makelar Kasus (SNAK MARKUS), semestinya ditanyokan, pada siapa perencananya, bagaimana master plannya, Izin prinsip dan amdalnya bagaimana serta apa tanggung jawab perusahaan yang mengerjakan yakni pihak ke tiga.
Menurutnya hanya pejabat kepala daerah yan lama (Bupati Aswari) yang tahu permasalahan ini. Jikalaupun permasalahan ini mau diatasi kedepan usulan kepada bupati lahat yg baru, untuk segera berkirim surat dan melaporkan kepada pihak kementerian terkait permasalahan project mangkrak underpas jalan lintas sumatera.
“Ini harus ado penyelesaiannyo jika itu masih belom serah terimo project atau masih di bawah pengawasan kementerian PUPR / Perhubungan, jangan sampai kagek bupati baru dak tahu apo apo, tibo tibo dipanggil BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan KPK. Kedepan saya berharap semua project untuk masyarakat kepentingan orang banyak pemerintah harus jelas peruntukannya, berdasarkan visibility study (studi kelayakan), izin Amdalnyo, dan pekerja project harus kompeten dan kompatible, jangan lupa bupati yang baru segera layangkan surat cinta ke Kementerian,” Pungkasnya. DS01.