LAHAT, Detiksriwijaya – Dengan ditetapkannya satu warga Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat sebagai PDP 1 Positif Covid 19, semua warga Lahat tentunya dihantui kecemasan dan ketakutan. Namun kita lupa, Paramedis yang sempat kontak dan merawat pasien beresiko sangat besar terjangkit.
Paramedis tentunya siap tidak siap harus menerima keadaan terburuk sekalipun. Bahkan kita sama-sama tau nyawa paramedis bisa menjadi taruhannya, ancaman tinggal nama (meninggal) setiap saat bisa saja terjadi.
Situasi ini, membuat Robiansyah Sekretaris jendral (Sekjen) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Lahat angkat bicara. Menurutnya, paramedis merupakan salah satu garda terdepan yang musti benar-benar diperhatikan kesehatannya, mulai dari Alat Pelindung Diri (APD) serta penunjang safety lainnya.
“Dalam hal ini, hendaknya kita semua harus sadar dan bekerjasama memutus penyebaran covid 19 di Kabupaten Lahat yang kita sayangi ini. Paramedis di Kecamatan maupun di RSUD Lahat jangan sampai ikut terjangkit, kesehatan serta keamanannya dalam melayani harus diperhatikan dengan serius, bisa gawat situasi kalau paramedis ikut terjangkit,”ujarnya Sabtu, (25.04.2020).
Ditambahkan Robi, dana percepatan penanganan penyebaran covid 19 sebanyak 23,5 M yang disiapkan Pemkab Lahat hendaknya segera dikucurkan. Mengingat dengan sudah adanya PDP 1 Covid 19 hal ini tentunya membuat warga Lahat sama-sama resah.
“Dana yang sama-sama kita ketahui hingga mencapai puluhan miliar rupiah itu mau menunggu kapan dikucurkan. Selain dimanfaatkan untuk tenaga medis hendaknya dana tersebut bisa disalurkan berupa bahan pokok teruntuk pencari rongsok, tukang parkir, tukang becak dan sejenisnya. Pemerintah dalam hal ini harus sigap mereka juga bakal terjangkit karena kita sama-sama tau pasti banyak warga terkontak langsung dengan PDP Positif Covid 19 tersebut,” tukasnya.
Menyikapi sudah adanya warga Lahat PDP 1 yang dinyatakan Positif Covid 19, diibaratkannya nasi sudah menjadi bubur resiko terburuk sekalipun bisa terjadi, bila semua warga maupun pemerintah masih beranggapan kasus covid 19 ini adalah hal biasa.
“Perlu kita ketahui, salah satu yang sering kita lupa diantara PP (Pelaku Perjalanan) ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) adalah OTG (Orang Tanpa Gejala). OTG ini secara umum untuk penderita tidak menunjukkan adanya tanda-tanda gejala sakit. Semua kita kembalikan pada diri masing-masing mau jadi apa Lahat ini,”tuturnya.
Sementara, Irawansyah Perdana Korwil III BINDA Sumsel meminta agar Dinkes Lahat untuk lebih aktif dalam penanganan covid 19. Dikatakannya, ia sangat memahami apa yang rasakan rekan-rekan RSUD Lahat, Rumkit DKT Lahat dan seluruh paramedik, sehingga untuk itu, saat ini meminta semua pihak jangan maju mundur untuk percepatan penanganan covid 19.
“Masalah ini menjadi tanggung jawab kita semua agar mata rantai covid 19 putus. Sebagai contoh, apa yang telah dilakukan bidang pencegahan Gusgas Covid 19 Lahat yang berperan sebagai ujung tombak memberi himbauan kewaspadaan yang dirangkai dengan kegiatan monitoring yang dibalut dengan sosialisasi. Kita juga menerima keluhan dan aspirasi dari semua pihak terkait permasalahan ini yang nantinya akan diteruskan kepada ketua tim gusgas melalui laporan hasil kegiatan tim bidang pencegahan. Mari kita bekerja sama agar wabah ini segera berlalu, yang perlu kita ingat kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi,”pungkasnya.