Lahat, Detiksriwijaya – Limbah yang dihasilkan dari batu bara sangat berbahaya bagi tumbuhan karena pencemarannya di tanah dan air akan berakibat buruk bagi tanah pertanian. Lahan gambut yang berfungsi sebagai penjernih air pun bisa rusak. Tak pelak, ketahanan pangan pun bisa hancur pabila masuk ke lokasi tanah pertanian.
Kali ini, warga di Desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat merasakan dampak negatif dari limbah batu bara ini. Tak sedikit warga pemilik lahan perkebunan karet di Desa Muara Lawai yang merasakan dampak negatif dari limbah dimaksud.
Kali ini, PT Bumi Gema Gempita (BGG) yang diduga kuat sebagai penyebab rusaknya pohon serta lahan pertanian karet tersebut. Selain lahan yang rusak bahkan beberapa petani hanya bisa pasrah tatkala pohon karetnya mati.
Rusaknya perkebunan karet itu diduga disebabkan limbah batu bara yang berasal stock file milik PT BGG yang mengalir di sungai kecil (ulu tulung – red) yang berada ditengah – tengah perkebunan. Selain perkebunan karet yang rusak, aliran sungai yang dulunya menjadi tempat mandi pun kini tak bisa digunakan lagi.
“Sudah 2 tahun ini kebun karet kami dicemari oleh limbah batu bata punyo PT GGB. Banyak pohon karet kami yang sudah mati, air sungai jugo dak biso digunoke lagi,” ungkap Herlina salah satu pemilik kebun karet warga Desa Muara Lawai dibincangi wartawan. Selasa, (16.03.2021).
Dia mengungkapkan, bahkan sangat menyesalkan karena PT BGG seakan tidak perduli dengan kondisi tersebut. Bahkan tuturnya, laporan untuk meminta pertanggung jawaban atas kerugian pun sampai saat ini belum ada titik terang.
“Sumber penghasilan kami dari kebun karet itulah, kami minta tolong nian dengan pihak pemerintah dan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini. Karena ini sudah menyangkut kelangsungan hidup kami,” pungkas Herlina dengan nada kesal.