OKI, Detiksriwijaya – Nasib tak mengenakan dialami N salah seorang Bidan Desa yang bertugas di Desa Banyu Biru, Kecamatan Air Sugihan Ogan Komering Ilir. Pasalnya, Bidan Desa yang sehari-harinya ikhlas bekerja untuk melayani masyarakat agar tetap sehat Ini dituding melakukan Pungli (Pungutan liar) pada masayarakat.
N sendiri tak terima dengan salah satu pemberitaan media online di OKI, yang mana N disebutkan dalam narasi berita tersebut selaku pelaku Pungli dalam hal pembuatan akta kelahiran pada pasien warga desa seputar tempatnya bekerja. Dalam pemberitaan tersebut mengatakan bahwa Bidan melakukan pungutan liar yang dipatok sebesar 650 ribu.
“Saya tidak pernah melakukan pungli seperti yang dikatakan dalam pemberitaan tersebut, sementara yang juga sàya sesalkan adalah oknum wartawan tersebut tidak pernah Konfirmasi ke saya,”ujar N.
Dituturkan N, ia juga ditelpon Kepala Desa setempat perihal masalah dimaksud dan sudah dijelaskan pula duduk masalah sebenarnya perihal Pungli tersebut adalah info tidak benar dan keliru besar. Saat itu, diakui N memang ada warga yang memberinya uang dan itu bukan Pungli melainkan pasien atau masyarakat sendiri yang meberinya uang.
“Kades memang yang menelpon saya menanyakan perihal tersebut, bahwa tidak benar saya lakukan pungli dan mematok harga, saya membantu sukarela karena diminta oleh warga dan pasien untuk mengurusi pembuatan akta kelahiran tersebut, kalau warga memberi dengan ikhlas ada memang,”tegas Nilawati.
Infrormasi twrangkum, N membantu mengisi berkas F1 dan tanda tangan meminta surat pengantar KK di kecamatan, setelah itu melegalisir buku Nikah ke Kantor KUA. untuk uang sendiri diberikan pasien berpariatif dan itu pun mereka sukarela tanpa saya meminta dan tanpa paksaan, ada yang 400 ribu, 300 dan 200 ribu tidak sampai 650 ribu seperti yanh diberitakan oleh oknum wartawan Kompas86.Com tersebut”.jelasnya.
Hal tersebur dipertegas Meta Jayanti salah seorang warga desa Banyu biru sekaligus salah satu pasien yang juga sempat melakukan persalianan di Bidan Nilawati mengatakan, memang sebagian dari mereka yang merupakan pasien di bidan tersebut meminta bantuan mengurus Pembuatan Akta kelahiran, dan secara ikhlas memberi uang untuk keperluan sekedarnya tanpa dipaksa dan dipatok tarif tertentu.
“Memang kami secara pribadi meminta bantuan bidan karena memang kami sebagian terkadang repot untuk berurusan, tau sendiri kita tinggal dipelosok perairan. Mengenai jumlah uang itu tergantung dari kita sendiri sukarela dan tidak membebani”. Tuturnya.