#Sinergi Management Hotel Callista dan Grand Zury#
LAHAT, Detiksriwijaya -Terkait pemberitaan sebelumnya di web media online Detiksriwijaya.com dengan judul “Lahat Diguyur Hujan Callista Diserbu Puluhan Kades” rupanya menjadi hal yang kurang mengenakkan ketika link berita tersebut sampai ke handphone android milik Eno Manager Marketing Hotel Bukit Serelo (Buser, red) Lahat.
Sikap yang ditunjukan Eno selaku Manager Marketing Hotel Buser milik Pemkab Lahat ini terkesan seperti adanya ketersinggungan, bentuk ketersinggungan ini terlihat di status whatsaaps milik Eno.
Dalam postingan status Eno selain memposting link berita dimaksud bercaption “Padahal Pak Bupati berpesan, berdayakan asset milik Pemda Lahat yakni Hotel Buser, kenapa justru para Kades nginapnya di hotel anu???? tak hanya itu dibawah link berita kembali di tulis kalimat singkat penuh makna yakni “Siap2 be”.
Rasanya tidak sepatutnya, kalimat tersebut dikeluarkan bagi seorang Manager Marketing yang juga tentunya sebagai seseorang yang berpendidikan. Terkait beredarnya juga caption tersebut di media sosial Facebook beberapa manager hotel angkat bicara.
Ferdi Ancha Hotel Manager Jav Front One Hotel, saat dibincangi di tempat terkait postingan yang sudah beredar di jejaring sosial dirinya turut menanggapi. Menurutnya persaingan hotel itu wajar wajar saja selama masih dalam koridornya dan tanpa harus memaksakan tamu untuk menginap, karena semua kembali pada tamu itu sendiri.
“Menurut saya itu tidak layak, apalagi bila keluar dari seorang manager marketing sebuah hotel. Semuanya kembali ke tamunya mau nginap kemana, Intinya orang ke hotel itu mencari pelayanan yang terbaik dan kalau pelayanan dan fasilitas hotel kita baik tamu pasti balik lagi,”ujarnya.
Lanjut lelaki yang akrab disapa Ancha ini, menurutnya persaingan hotel itu hal yang biasa selagi itu sehat sah sah saja.
“Intinya bagaimana caranya kita menyiapkan strategi dan pelayanan agar tamu tertarik ke hotel kita kembali. Jadi masalah costumer mau inap dimana itu hak mereka. Strategi yang dilakukan hotel semuanya berbeda dengan caranya masing masing, kami tidak bakal iri dengan hotel lainnya. Strategi penjualan untuk menarik tamu bukan seperti menjual gado gado,” tukasnya.
Sementara General Manager Hotel Grand Zury Lahat Nanang Sunanto, dibincangi perihal caption status di Whatsaaps maupun di Facebook dimaksud mengungkapkan belum mengetahui, kalaupun memang ada menurutnya hal tersebut tidak seharusnya terjadi.
Lebih jauh dijelaskan Nanang, beberapa Kades yang menginap di Callista hotel merupakan tamu undangan dari kegiatan yang diadakan Lembaga Bantuan Hukum Lahat Berkarya dalam rangka penyuluhan hukum yang diadakan di Hotel Grand Zury Lahat.
“Ya tidak boleh juga dong, selain Hotel Buser hotel yang ada di Lahat ini juga sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD, red). Di dalam dunia perhotelan persaingan itu hal yang biasa, setiap hotel mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing jadi kita juga sudah mempunyai strategi masing masing,” kata Dia.
Menurut Nanang, kalaupun ada kegiatan dari pemerintah dan inginkan diadakan di hotel yang lain mungkin dengan fasiltas dianggap lebih baik atau sesuai pelayanan sah sah saja.
“Tinggal bagaimana hotel tersebut berlomba lomba untuk memberikan yang terbaik. Kami pun dari Grand Zury pastinya bakal mengutamakan pelayanan yang terbaik untuk manarik minat tamu dan bakal mengusahakan agar tamu yang datang bakal kembali lagi. Tentunya dengan strategi pelayanan juga fasilitas terbaik yang Grand Zury miliki,”pungkasnya.
Sementara Siska Adesia Manager Hotel Callista diminta tanggapan terkait adanya postingan status tersebut, dirinya menyikapi masalah tamu mau menginap dimanapun kembali lagi dari tamu sendiri.
“Semuanya simple tinggal cara hotel masing masing melakukan pendekatan ke tamu tamu, dan terkait persaingan kita selama ini juga bersaing yang sehat, kamipun dengan hotel lainnya malahan sering adakan pertemuan bagaiman memikirkan hotel agar sama sama maju dan walaupun harus bersaing ya secara sehat dan tentunya tidak menjatuhkan,”timpal Siska.
Terkait adanya kades yang menginap di hotel yang dipimpinnya itu semua buka tamu yang mengikuti kegiatan pemerintah. Namun lebih jauh Siska berkomentar, tentunya tidak boleh juga dalam kegiatan pemerintah harus dipaksakan semuanya ke Hotel pemerintah baik untuk menginap dan sebagainya.
” Ya jangan juga dong, walaupun kegiatan pemerintah dan harus dipaksakan ke hotel pemerintah. Untuk menginap pun rasanya hak dari semua orang, maunya nginap dimana, intinya biarkan tamu sendiri yang memilih, “tegasnya. Ds01