Idealis.co.id, Lahat – Rehabilitasi narkoba memiliki banyak manfaat, terutama bagi individu yang mengalami kecanduan. Manfaat-manfaat ini meliputi pemulihan fisik, mental, dan sosial, serta peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.
Rehabilitasi pecandu narkoba di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (UU Narkotika). Pasal 54 UU Narkotika menyatakan bahwa pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial. Rehabilitasi bertujuan untuk memulihkan ketergantungan dan mengembalikan mereka menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Kejari Lahat dalam realisasi UU tersebut, hari ini Kamis, (08 Mei 2025 ) bertempat di RS Ernaldi Bahar Palembang, Kepala Kejaksaan Negeri Lahat Toto Roedianto, S.Sos., S.H., M.H, Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Priyuda Adhytia Mukhtar, S.H. bersama dengan Jaksa Eksekutor melaksanakan Eksekusi Rehabilitasi Medis Terdakwa atas nama Endra Bin Muhamat Saipun Iqbal dalam perkara Penyalahgunaan Narkotika dan telah melalui tahap Restorative Justice di Kejaksaan Negeri Lahat.
Kajari Lahat menyebut, ekseskusi rehabilitasi yang dilaksanakan pihak Kejari Lahat terhadap terdakwa sudah melalui restoratif justice di Kejaksaan Negeri Lahat. Kajari berharap, setelah terdakwa menjalani proses rehabilitasi nanti, pada saat kembali ketengah masyarakat dapat kembali menjadi masyarakat yang baru dan menutup semua lembaran masa lalunya.
Lanjut Kajari, melalui rehabilitasi pecandu atau korban narkoba tidak dibawa ke pengadilan, namun penyelesaiannya melalui pendekatan restorative, khusus pelaku pengedar harus tetap melalui proses hukum.
“Rehabilitasi ini, hanya bagi pecandu atau korban narkoba saja, sedangkan pelaku narkoba lainnya tidak bisa dilakukan rehabilitasi tetapi tetap melalui proses hukum,” katanya.
Lebih jauh, Kajari menyebut pihaknya untuk merehabilitasi pelaku kasus narkoba bekerja sama dengan pihak terkait, dengan melibatkan Jaksa mulai proses Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) untuk melakukan penelitian bersama Tim Asesmen Terpadu (TAT).
“Tim Asesmen Terpadu yang melakukan Asesmen dan analisis medis, psikososial untuk menentukan atau merekomendasikan bahwa pelaku narkoba yang ditangkap itu adalah katagori pecandu atau korban narkoba, sehingga direncanakan terapi dan rehabilitasi,” pungkas Toto Roedianto.