LAHAT, Detiksriwijaya – Baru baru ini Kabupaten Lahat dihebohkan perihal dugaan penistaan agama yang dilakukan Radius yang belakangan diketahui sebagai pemilik toko Besi Bintang Selatan. Indikasi dugaan penistaan agama yang dilakukan Radius yakni terkait kicauannya di Media Sosial (Medsos, red) melalui Akun Facebooknya beberapa waktu lalu yang dianggap memprovokasi umat Islam yang isinya “Kafir = Anjing??? lanjut ditulisnya Dakwah yang tidak mendidik.
Terkait tulisannya ini menimbulkan kontra dilakalangan masyarakat terlebih salah satu warga telah melapor ke pihak berwajib karena menganggap tulisan terduga mengandung ujaran kebencian. Banyak elemen masyarakat serta tokoh agama yang menyayangkan kejadian ini, apalagi terduga ini juga merupakan seorang politikus.
Mantan ketua Pemuda Muhammadiyah wilayah Kabupaten Lahat Andra Juarsyah.Spd.I menyayangkan atas kejadian dugaan penistaan agama dan ulama’ ini. Menurut Andra, selama ini masyarakat Kabupaten Lahat jarang sekali termakan Isu SARA, bahkan hidup rukun antara umat agama.
“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran untuk kita bersama apalagi saat ini sedang berlangsung tahapan pilkada serentak, agar kita lebih berhati hati dalam memposting atau men-share status melalui medsos, boleh saja menyampaikan kritikan melalui medsos, tapi harus dengan akhlaqul karima, harapan kita masalah ini sesegera mungkin dituntaskan oleh pihak yg berwenang, Agar tidak membuat keresahan bagi masyarakat” ajak Andra.
Terlebih, kejadian yang berakibat terjadinya demo permintaan klarifikasi, jumat 23 maret 2018 dari tokoh masyarakat Lahat kepada terduga penistaan agama yang berinisial R.W ini pun akhir nya menambah cerita raport Kabupaten Lahat, inilah yang sangat disayangkan Andra, dikarnakan penyebab permasalahan ini ternyata hanya karna men-share berita yang belum jelas keaslian dan kebenaran nya.
“Dalam hal ini juga, saya mengajak untuk melakukan gerakan tolak akun palsu, artinya akun yg identitasnya tidak dapat dipertanggung jawabkan lebih baik kita hindari dari pertemanan di medsos, karena akun palsu dapat memperkeruh suasana, menyebar hoax, hate speech, dan provokasi,” pungkasnya. (Rahmat).