Pagaralam,Detiksriwijaya – Beberapa bangunan serta kendaraan di lingkungan Dinas kesehatan (Dinkes, red) Kota Pagaralam, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN, red) nampak terbengkalai dan rusak akibat tak terurus.
Pantauan wartawan Senin (08/10), beberapa kendaraan dinas yang seyogyanya dipergunakan untuk menunjang tugas Dinkes ini nampak teronggok begitu saja, dedaunan pohon setempat serta berlumut dan berkaratnya kendaraan ini menunjukkan bahwa sudah lamanya kendaraan dimaksud tak terawat.
Begitu pula bangunan seperti tempat sholat (Musholah, red), sangat miris selain kesan kumuh tempat beribadahnya umat muslim ini mulai dari luar sudah jelas terlihat bahwa lokasi ini tak sehat dan tentunya dipenuhi bakteri, lumut dimana mana daun daun kering yang menumpuk serta atap bangunan yang sudah jebol semakin menambah kesan jorok.
Sekretaris Dinkes Misnan saat diminta tanggapan terkait terbengkalainya beberapa asset bangunan mengatakan, menurutnya untuk mushola tersebut memang sudah mengalami kerusakan sekitar tiga tahun lamanya dan bukannya tidak ada tindakan dari pihaknya (Dinkes, red), ditambahkan Misnan pengajuan rehap sudah dilakukan tapi dari badan keuangan daerah dibagian asset Pemkot Pagaralam mengatakan sedang difisit anggaran.
“Sudah tiga tahun lebih kurang, bangunan tersebut (musholah, red) terbengkalai. Pengajuan rehap sudah kita sampaikan namun dikatakan karena kita sedang difisit anggaran,” ujar Misnan.
Untuk lebih jelasnya, Misnan mengarahkan agar kejelasan perihal bangunan dimaksud silahkan ditanya ke bagian pengurus asset Dinkes Kota Pagaralam.“Lebih jelasnya untuk keberadaan barang kita ini, bisa ditanya di bagian pengurus asset dinas kesehatan, karena saya baru disini silahkan tanyakan kepada bapak Adiar staf pengurus asset dinkes,” ujarnya.
Via telpon, Adiar selaku pengurus aset barang Dinkes membenarkan, bahwa untuk pengajuan rehap sudah disampaikan ke badan keungan daerah dibagian aseet Pemkot Pagaralam, namun untuk rehap tidak dapat direalisasikan dengan alasan difisit anggaran.
“Ya benar, memang kita sudah ajukan untuk rehap. Namun, rehap tidak bisa direalisasikan karena pemkot sedang difisit anggaran,” jelasnya.
Perihal diletakkannya beberapa barang Dinkes diantaranya mencakup barang inventaris seperti kursi, meja maupun komputer yang sudah tidak terpakai serta diletakkan di dalam musholah. Adiar menjelaskan, bahwa penempatan barang tersebut karena Dinkes tidak adanya ruangan penyimpanan asset inventaris.
“Sekarang musholah kita fungsikan untuk barang inventaris yang tidak terpakai, dan penyimpanan barang inventaris di musholah kurang lebih sudah tiga tahun ini,” tandasnya. Diego