LAHAT, Detiksriwijaya – Suli (71) pengayuh becak yang biasa mangkal di seputaran Bank BRI, kelurahan Pasar Lama, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat merasakan dampak dari pendemi Covid 19 (Virus Corona). Pendapatan yang sangat menurun menjadikan kesulitan tersendiri bagi lelaki paruh baya ini untuk menopang kebutuhan rumah tangganya.
Lelaki yang sudah berkulit keriput ini mulai mengayuh dan mendorong becak kesayangannya dari kediamannya, mulai menyusuri dinginnya udara sedari menjalankan ibadah sholat subuh.
Umurnya memang sudah rentah, namun semangat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya begitu sangat besar. Di depan lorong gang Pelangi dimana banyaknya warga yang hilir mudik masuk ke dalam mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), matanya nanar mencari dan melihat mungkin masih ada warga yang mau memakai jasanya.
Dibincangi disela menunggu penumpang yang kemungkinan hari ini memakai jasanya, Mang Sul begitu ia akrab disapa mengatakan, pandemi Corona dampaknya cukup dirasa dirinya selaku pengayuh becak. Sabtu, (02.05.2020).
“Cukup terasa, ya situasi ini memaksa kita harus lebih bersabar. Ya mau bagaimana lagi kalau tidak mengayuh becak ini kebutuhan makan di rumah bisa saja tak terpenuhi,”ujarnya.
Tak Jarang dijelaskan Suli, usaha yang dilakukannya terkadang tak membuahkan hasil dan harus pulang dengan tangan hampa ke rumahnya. Namun, dirinya bersyukur karena memiliki istri yang sabar dan mengerti profesi yang digelutinya.
“Ibu ada di rumah, lah sakit sakitan. Alhamdulillah selalu menyemangati kalau dak dapat apa-apa, dia selalu ngomong sabar dan beguyur bae,”ungkapnya.
Adapun pendapatan sehari pada pandemi Corona ini paling besar rupiah yang didapat senilai 30 ribu rupiah. Dirinya berharap agar pemerintah dapat segera mengakhiri pendemi Corona.
“Pendapatan sangat minim, pernah waktu itu 30 ribu paling besak dapat sehari, ado jugo pernah dapat 10 ribu. Bahkan pernah dak dapat sama sekali, berharap agar Corona ini segera berakhir secepatnya,” harap Suli.