Lahat, Detiksriwijaya – Meski ada petugas dari Dirkrimum Polda Sumsel, praktek pungli yang dilakukan premanisme masih marak terjadi di pelataran Benteng Kuto Besak.
Salah seorang pengunjung yang hadir, diminta uang parkir dengan didatangi lelaki yang usai menenggak alkohol dengan dipatok sebesar 10 ribu rupiah. Jumat, (17.03.2023).
Lelaki yang dalam pengaruh alkohol tersebut, ketika diberi pengunjung uang parkir 5 ribu rupiah menolak, dan meminta tambah lagi.
“Lah tutup portal, 5 ribu itu parkir motor, mobil 10 ribu rupiah, sepuluh ribu rupiah, “ujarnya sembari memaksa.
Beberapa menit kemudian, terlihat beberapa orang turun dari dalam mobil minibus, yang di rompinya tertulis Dirkrimum Polda Sumsel.
Pengunjung yang keberatan, diminta uang sebesar 10 ribu, sempat menyampaikan kepada petugas.
“Bang, tadi tu ado pungli, itu nah yang ditertibkan,”sampainya.
Namun, entah mendengar atau tidak petugas tersebut membalikan tubuh dan kemudian berbincang dengan pedagang, dan terlihat mendokumentasikan kedatanga mereka.
Sekira dua menit, kemudian petugas tersebut masuk ke dalam mobil dan meninggalkan lokasi. Sementara lelaki yang memungut uang parkir tersebut masih hilir mudik di lokasi dan tentunya tanpa ada tanda pengenal.
Sementara, pedagang di lokasi, sebut saja Linda (37) mengatakan memang praktek pungli premanisme terhadap parkir masih kerap terjadi.
“Oh memang, kalau praktek pungli berkedok parkir tuh masih Ado sampe sekarang dan setiap hari kami jingok,”sampainya.
Ditanya perihal, kedatangan anggota Polri dimaksud, Linda menjelaskan bahwa kedatangan mereka untuk mencari seseorang yang menjual jasa pembuatan tatto.
“Rombongan itu tadi cari wong yang bikin tatto disini, caknyo lagi Ado masalah serius,”katanya