Pagi itu, suasana berbeda terasa di kawasan wisata Dinasti Land, Ogan Komering Ilir (OKI). Di balik ramainya pengunjung, ruang VIP Cafe Resto Pucuk Daun menjadi saksi proses penting bagi dunia pers lokal: Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-50 PWI Sumatera Selatan.
Selama dua hari penuh, dari hari, Senin (22/12/25) hingga Selasa (23/12/2025), sebanyak 22 wartawan dari berbagai media dan jenjang—muda, madya, hingga utama—mengikuti rangkaian UKW yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten OKI.
Ujian berlangsung tertib, aman, dan terkendali.
Hasilnya, 16 peserta dinyatakan berpredikat kompeten, sementara sisanya masih harus meningkatkan kemampuan untuk memenuhi standar profesi kewartawanan.
Bukan Sekadar Ujian, Tapi Penjaga Marwah Profesi
UKW bukan sekadar formalitas. Ia menjadi alat ukur sekaligus pagar etika bagi wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik. Mulai dari kemampuan menulis berita, memahami kode etik, verifikasi informasi, hingga tanggung jawab sosial pers, seluruhnya diuji dalam 11 lembar materi tugas yang harus diselesaikan peserta.
Di ruangan ujian, tak ada hiruk pikuk. Wajah-wajah serius tampak berkutat dengan soal, menggambarkan betapa UKW adalah momen refleksi profesional—apakah seorang wartawan benar-benar layak menyandang profesinya.
Dukungan Pemerintah Daerah
Bupati OKI, Muchendi Mahzareki, dalam sambutannya menegaskan harapan agar UKW tidak berhenti pada kelulusan semata, tetapi melahirkan wartawan yang benar-benar kompeten dan berintegritas.
“Wartawan memiliki peran strategis dalam pembangunan daerah. Dengan UKW ini, kami berharap lahir jurnalis yang profesional, objektif, dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Harapan itu sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan informasi yang akurat, berimbang, dan mendidik—terutama di tengah derasnya arus informasi digital.

Penguji dari Berbagai Tingkatan
UKW PWI OKI kali ini menghadirkan penguji berpengalaman dari berbagai jenjang. Untuk jenjang muda, pengujian dilakukan oleh Edward Heryadi.
Jenjang madya diuji oleh H. Afdal Azmi Jambak, S.H., dan H. Oktaf Riadi, S.H. Sementara jenjang utama diuji langsung oleh AAT Surya Safaat, Direktur UKW PWI Pusat.
Kehadiran penguji nasional menjadi penegasan bahwa standar UKW yang diterapkan di daerah tetap mengacu pada kualitas nasional.
Wajah-Wajah Wartawan yang Diuji
Peserta UKW berasal dari berbagai media lokal dan regional, mencerminkan dinamika pers di Sumatera Selatan. Mulai dari jenjang muda yang sedang merintis profesionalisme, hingga jenjang utama yang diuji kepemimpinan redaksional dan kebijakan editorial.

Nama-nama peserta memenuhi daftar absensi, menjadi catatan bahwa di balik setiap berita yang dibaca publik, ada proses panjang yang menuntut tanggung jawab dan kompetensi.
Dampak untuk Masyarakat
Bagi masyarakat OKI, UKW memiliki arti penting. Wartawan yang kompeten berarti informasi yang lebih akurat, kritik yang lebih tajam namun berimbang, serta pemberitaan yang berpihak pada kepentingan publik. Di era banjir informasi dan hoaks, UKW menjadi benteng agar pers tetap berdiri di jalur profesional.
Menjaga Kepercayaan Publik
Ketika matahari mulai condong ke barat, UKW pun berakhir. Namun dampaknya diharapkan panjang. Bukan hanya bagi peserta yang dinyatakan kompeten, tetapi juga bagi kualitas pers lokal secara keseluruhan.
Dari Dinasti Land, pesan itu menguat: wartawan bukan sekadar penyampai berita, tetapi penjaga kepercayaan publik.









